Logo

Sulbar Perkuat Tim Tanggap Krisis Kesehatan melalui Pelatihan Kolaboratif Kemenkes dan MSF

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar drg Asran Masdy (tengah) bersama Head of Mission MSF Indonesia Joseph Azeem, saat pelatihan krisis kesehatan, di Mamuju, Kamis (19/6). Diskominfo Sulbar

MAMUJU -- Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Barat bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan dan Médecins Sans Frontières (MSF) atau Dokter Lintas Batas, sebuah organisasi kemanusiaan medis internasional, menggelar pelatihan krisis kesehatan dalam rangka memperkuat tim tanggap kesehatan di daerah itu.

"Kegiatan ini menjadi bagian penting dari strategi transformasi sistem kesehatan nasional, khususnya dalam penguatan sistem penanganan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar drg Asran Masdy, di Mamuju, Kamis.

Pelatihan yang melibatkan berbagai unsur tenaga kesehatan dari berbagai instansi kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten di Sulbar itu menghadirkan narasumber dari Kementerian Kesehatan dan fasilitator MSF.

Pelatihan itu kata Asran Masdy bertujuan memastikan kesiapsiagaan yang lebih baik dalam menghadapi potensi krisis kesehatan, baik di level provinsi maupun kabupaten di Sulbar.

Asran Masdy menekankan pentingnya koordinasi lintas sektor yang kuat serta membangun tim krisis yang kompak, responsif dan profesional.

"Penanggulangan bencana adalah penanganan multisektoral yang terintegrasi. Diperlukan sinergi antara masyarakat, pemerintah, swasta dan lembaga non-pemerintah dalam satu kesatuan koordinasi," ujar Asran Masdy. 

Ia berharap, pelatihan itu dapat mencetak tenaga cadangan kesehatan yang teregistrasi dan terlatih, serta memperkuat terbentuknya klaster kesehatan di berbagai level wilayah di Sulbar.

"Dengan kolaborasi ini, Sulbar meneguhkan komitmennya menjadi provinsi yang lebih siap menghadapi ancaman krisis kesehatan," kata Asran Masdy.

Sementara, Head of Mission MSF Indonesia Joseph Azeem, yang hadir secara khusus pada kegiatan itu menyampaikan pentingnya solidaritas dan kapasitas lokal dalam menjawab tantangan krisis kemanusiaan dan kesehatan di masa depan.

Ia menyatakan bahwa pelatihan itu merupakan bagian dari program Emergency Preparedness and Response Hub (E-HUB) atau pusat pelatihan tanggap darurat, sebuah inisiatif yang bertujuan memperkuat kapasitas tenaga kesehatan dan relawan dalam menghadapi situasi darurat dan krisis kesehatan.

Program ini pertama kali diinisiasi pada 2023, dan telah dilaksanakan di wilayah Banten dan Aceh pada 2024.

Tahun ini, pelatihan E-Hub dilaksanakan di Ambon, Sulawesi Barat dan Aceh sebagai bagian dari komitmen bersama untuk membangun sistem kesehatan yang lebih tangguh dan siap siaga di seluruh Indonesia.

EFR55

Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com

WA12
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi