Logo

Gowa Optimis Lampaui Target Nasional Stunting dengan Pendekatan Berbasis Data

Wakil Bupati Gowa Darmawangsyah Muin saat menandatangani kesepakatan bersama dalam penanganan stunting di Sulawesi Selatan, Selasa (15/7/2025).

GOWA -- Pemerintah Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan bertekad menurunkan angka prevalensi stunting dengan menyiapkan upaya khusus dalam penanganan dan pendanaannya dalam program peningkatan gizi.

Wakil Bupati Gowa, Darmawangsyah Muin yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Gowa, Selasa, mengatakan pemerintah daerah telah menyusun alur perencanaan dan penganggaran yang fokus pada program gizi, karena target pada 2025 ini mencapai prevalensi 16,4 persen.

"Target kami di 2025 adalah mencapai prevalensi 16,4 persen, dan kami yakin bisa mencapainya," ujarnya saat lokakarya di ruang rapat pimpinan Kantor Gubernur Sulsel.

Menurut Darmawangsyah, capaian positif Kabupaten Gowa dalam menurunkan angka stunting terlihat berdasarkan data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Gowa.

Dimana prevalensi stunting periode 2024 berhasil ditekan hingga 17 persen lebih rendah dari rata-rata Provinsi Sulawesi Selatan.

"Ini menunjukkan tren penurunan yang baik. Kami optimistis angka ini akan terus menurun, bahkan bisa lebih rendah dari target nasional," katanya.

Bahkan pada 2023, angka stunting di Gowa sudah turun drastis dari 33 persen (2022) menjadi 21,1 persen.

Capaian ini, menurutnya, merupakan hasil dari perencanaan dan penganggaran yang berbasis data serta implementasi program yang konsisten.

Sementara, Kepala Kantor Perwakilan UNICEF Wilayah Sulawesi dan Maluku Henky Widjaja memberikan apresiasi atas kinerja dan komitmen para Ketua TPPS di Sulawesi Selatan, termasuk Kabupaten Gowa.

Menurutnya, perhatian dan keterlibatan aktif seluruh pemangku kepentingan adalah fondasi penting dalam penanganan masalah stunting di Indonesia.

"Saya sangat senang melihat antusiasme dan kerja nyata dari para Ketua Tim. Ini adalah bentuk komitmen bersama yang sangat dibutuhkan dalam mengatasi persoalan gizi anak," tutur Henky.

Ia mengingatkan bahwa tantangan gizi di Indonesia kini semakin kompleks. Selain stunting, masalah obesitas pada anak juga mulai menjadi ancaman di tengah pertumbuhan ekonomi yang pesat.

"Penanganan gizi adalah investasi jangka panjang. Ini bagian dari strategi membangun kualitas sumber daya manusia Indonesia," kata Henky.

Berdasarkan data, Sulawesi Selatan berhasil mencatat penurunan prevalensi stunting yang cukup signifikan dalam lima tahun terakhir. Angka stunting turun dari 27,4 persen pada 2019 menjadi 23,3 persen pada 2023.

Space_Iklan_IS_1

EFR55

Simak berita dan artikel lainnya di: Google News infosulawesi.com

WA12
Ikuti info terbaru di: WhatsApp Channel Infosulawesi