INFOSULAWESI.com, JAKARTA -- PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mencatatkan kenaikan penyaluran kredit mencapai Rp 8,9 triliun pada kuartal III 2022. Sedangkan dana pihak ketiga (DPK) melonjak 88,9% pada September 2022 menjadi Rp 12,6 triliun, dibandingkan September 2021 sebesar Rp 6,67 triliun.
Dalam risetnya, Head of Research Sucor Sekuritas Edward Lowis mengatakan, kinerja positif Bank Neo Commerce akan terus berlanjut seiring peningkatan portofolio dan penurunan biaya operasi. Hal ini diharapkan bisa me-leverage kemampuan yang dimiliki Akulaku tersebut. “BBYB telah membuktikan kekuatannya dalam menjaring DPK dengan total hampir Rp 13 triliun, pada September 2022, salah satu yang tertinggi dibandingkan bank digital lainnya,” jelasnya dalam keterangan resmi, Kamis (3/11/22).
Ia menambahkan, capaian ini tidak lain didukung expertise pemegang saham pengendalinya Akulaku. Adapun Akulaku telah beroperasi lebih 8 tahun dan berkembang menjadi salah satu fintech lending terbesar di Indonesia dengan keterampilan mengolah data untuk menjaga kualitas aset agar tetap sehat. Kemampuan menjaring DPK ditambah kearifan mengelola aset akan menjadi kunci untuk bank digital agar bisa membukukan kinerja positif dan keberlangsungan. “Hadirnya layanan digital banking membantu masyarakat, terutama yang belum sepenuhnya terlayani perbankan konvensional, di luar kota-kota besar,” ujarnya,.
Ia melanjutkan, sekitar 70% dari masyarakat saat ini masih belum memiliki akses terhadap layanan perbankan secara penuh seperti pembukaan rekening yang lebih mudah, akses ke berbagai produk-produk finansial (kredit, asuransi, wealth management), hingga kemudahan transaksi.
Dengan kinerja yang positif juga peluang besar, kinerja keuangan Bank Neo Commerce diperkirakan akan terus membaik pada tahun depan. Sucor mengestimasi laba bersih sebesar Rp 550 miliar atau jauh membaik dibandingkan estimasi rugi bersih sebesar Rp 528 miliar pada tahun ini,
Estimasi laba bersih ini terlihat lebih positif dibandingkan dengan rata-rata konsensus pasar yang masih berpendapat bahwa Bank Neo Commerce akan mencetak rugi bersih Rp 360 miliar pada tahun 2023.
Sebagai informasi, perkembangan industri perbankan di Indonesia tengah diramaikan dengan kemunculan tren bank digital sejak tahun 2021. Indonesia merupakan pangsa pasar potensial bagi layanan keuangan digital di Asia Tenggara.
Sebagai salah satu sektor esensial dalam mendukung perekonomian, industri perbankan didorong untuk berinovasi dan memberikan fleksibilitas layanan yang mempermudah nasabahnya. Dalam hal ini, bank digital yang dapat bertahan dan bertumbuh secara sustainable akan menjadi pemenang dan berpotensi menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia.
Sumber: Investor Daily